Munculnya lagu SBY dalam salah satu materi soal tes rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Perdagangan, dianggap banyak pihak terlalu mengada-ada dan tidak pada tempatnya.
Bahkan, Pengamat komunikasi politik, Effendy Ghazali mengatakan, ini menandakan begitu kacaunya rezim SBY hingga persoalan lagu yang sifatnya semelekete tiba-tiba menjadi salah satu poin yang sangat menentukan bagi lolosnya seseorang menjadi pegawai negeri yang akan mengabdi untuk negara.
"Jelas tidak ada kaitan dengan kapasitas dan kapabilitas sebagai pegawai negeri sipil kementerian perdanganan. Ini menunjukan bahwa rezim ini makin berbahaya. Anda bayangkan saja, orang itu lulus sebagai pegawai negeri dikementerian perdanganan bukan serta merta karena tahu soal AFTA, ekonomi makro atau soal ekonomi mikro. Tapi cuman gara-gara tahu lagunya SBY. Ini sangat kacau," ujarnya saat ditemui di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta. Rabu (13/10/2010).
Effendi membayangkan, jika langkah awal menjadi PNS harus mengetahui lagu SBY, bisa jadi saat menjadi PNS nanti bukan lagu Indonesia Raya yang akan didengar saat upacara bendera, melainkan lagu-lagu SBY seperti saat upacara Agustusan yang lalu.
"Saat mulai rapat pagi hari, yang ditanya nanti adalah anda tahu tidak album terbarunya pak SBY. Bisa jadi rapat pagi harinya dibuka dengan itu. Karena bukan yang sifatnya kapasitas lagi tapi sudah masuk ke hal-hal semelekete," ujarnya lagi.
"Jelas tidak ada kaitan dengan kapasitas dan kapabilitas sebagai pegawai negeri sipil kementerian perdanganan. Ini menunjukan bahwa rezim ini makin berbahaya. Anda bayangkan saja, orang itu lulus sebagai pegawai negeri dikementerian perdanganan bukan serta merta karena tahu soal AFTA, ekonomi makro atau soal ekonomi mikro. Tapi cuman gara-gara tahu lagunya SBY. Ini sangat kacau," ujarnya saat ditemui di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta. Rabu (13/10/2010).
Effendi membayangkan, jika langkah awal menjadi PNS harus mengetahui lagu SBY, bisa jadi saat menjadi PNS nanti bukan lagu Indonesia Raya yang akan didengar saat upacara bendera, melainkan lagu-lagu SBY seperti saat upacara Agustusan yang lalu.
"Saat mulai rapat pagi hari, yang ditanya nanti adalah anda tahu tidak album terbarunya pak SBY. Bisa jadi rapat pagi harinya dibuka dengan itu. Karena bukan yang sifatnya kapasitas lagi tapi sudah masuk ke hal-hal semelekete," ujarnya lagi.
Komentar :
Post a Comment